Jakarta (15/10). DPP LDII bersilaturrahim dengan Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster Kasad) Mayor Jenderal TNI Karmin Suharna. Dalam pertemuan itu, DPP LDII dan TNI AD menemukan titik kerja sama ketahanan pangan dan bela negara.
Pertemuan berlangsung di Markas Besar TNI AD, Gambir, Jakarta, pada Jumat, 14 Oktober 2022. Dalam pertemuan itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, didampingi oleh Ketua DPP LDII Prof. Singgih Tri Sulistyono, Ketua DPP LDII Prof. Rubiyo, Ketua Departemen PKD KH Aceng Karimullah, dan Sekretaris Rioberto Sidauruk.
Mengawali pertemuan, DPP LDII menayangkan video 8 Bidang Pengabdian DPP LDII untuk Bangsa. Isinya terkait kontribusi LDII di Bidang Kebangsaan, Keagamaan, Pendidikan, Kesehatan Alami, Teknologi Digital, Ekonomi Syariah, Ketahanan Pangan dan Lingkungan Hidup dan Energi Baru Terbarukan.
Mayjen TNI Karmin Suharna mengapresiasi pencapaian LDII. Menurutnya, LDII sangat peduli dengan NKRI. Ia bercerita, ketika Reformasi 1998 terjadi, ada sendi-sendi utama demokrasi yang harusnya dipertahankan, justru malah disingkirkan. Demokrasi seharusnya tidak lepas dari nilai-nilai Pancasila dan bertanggungjawab.
“Tapi pada kenyataannya, kita bisa melihat sendiri. Saya kaget ketika tahun 2014 di mana ada kelompok transnasional, yang bebas mendeklarasikan Khilafah. Pengalaman hidup membawa saya besar di daerah konflik. Saya mengerti kenapa mereka berpecah belah. Saya pernah di Timtim, Sudan, Kongo, Lebanon, Yugoslavia,” ujarnya.
Mayjen TNI Karmin Suharna menceritakan, Yugoslavia yang multietnik pecah menjadi beberapa negara akibat kehilangan sosok pemersatu yang kuat, Josip Broz Tito. Selain itu, terdapat dorongan kekuatan eksternal membuat negeri itu pecah.
Lalu di Sudan Tengah yang beretnis Arab keturunan Afrika dan Afrika asli. Dua-duanya etnis yang menganut agama Islam, hanya saja rezim keturunan arab lebih mengutamakan golongannya dan memarginalkan yang lain. Akibatnya, terjadilah konflik. Indonesia harus bersyukur karena punya Pancasila yang menyatukan rakyat.
“Saya merasa misi LDII sangat mulia karena kita memiliki tujuan yang sama. Bagi TNI, NKRI harus dipertahankan. Soal kita kembali kepada Allah, sesuai dengan akidah dan keyakinan masing-masing. Kalau kita berbuat baik sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing,” ujarnya.
Terkait ketahanan pangan, Mayjen TNI Karmin Suharna menjelaskan TNI AD, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, telah mengantisipasi ketahanan pangan dengan penyediaan lahan, yaitu penyediaan lahan 7.000 hektar untuk jagung dan 1.000 hektar untuk padi.
“Saya akan mapping di beberapa wilayah yang mungkin ada jaringan LDII, akan kita hubungkan dengan Pangdam, Danrem, Dandim, sampai ke tingkat Babinsa. Apa saja bisa kita buat kerja sama terkait ketahanan pangan,” ujarnya.
Terkait bela negara, TNI AD siap memberikan asistensi sesuai kebutuhan. Namun Mayjen TNI Karmin Suharna menegaskan, doktrin itu merupakan tanggung jawab bersama untuk keutuhan negara, bukan hanya TNI. “TNI siap memberikan apa saja agar NKRI bisa tetap eksis. Saya sangat berterima kasih dengan LDII. Melihat dari program dan visi misi, LDII sangat berkesinambungan dengan TNI AD. Terutama soal ketahanan pangan dan bela negara. Nota kesepahaman ke depan, saya meyakini bisa ditindak lanjuti dan akan lebih luas kerja samanya,” ujarnya.
Menanggapi antusiasme Mayjen TNI Karmin Suharna, KH Chriswanto Santoso menyampaikan bahwa LDII sangat berkepentingan meletakkan bidang Kebangsaan sebagai prioritas utama. “Kebangsaan menjadi yang utama karena kami lahir, besar, hidup, dan mati di Indonesia. Guncangnya Indonesia akan menjadi guncang kami. Ibarat sebuah kapal besar, jika Indonesia guncang, kami akan mabuk, toh kami akan kesulitan untuk beribadah dan berdakwah,” ujarnya.
DPP LDII menyadari, pendidikan wawasan kebangsaan tidak cukup dengan kurukulum. Santri-santri di ponpes-ponpes binaan LDII silih berganti tiap tahun. Pendidikan wawasan kebangsaan dan bela negara tidak boleh berhenti dan harus terus menerus.
“Itulah alasan kami ingin membangun kembali kegiatan bela negara. Sejatinya untuk memperkuat 8 bidang prioritas pengabdian LDII, salah satunya kebangsaan. Dulu kami memulai kegiatan bela negara di Markas Kopassus Cijantung yang diinisiasi Komandan Kopasus, Mayjen Herindra, lalu dengan Kodam Siliwangi, Kodam Diponegoro, Kodam Brawijaya, dan Kodam Hasanudin. Kegiatan ini terus dilakukan untuk mengingatkan santri jika kita bangsa Indonesia, lahir di Indonesia, dan hidup di Indonesia,” ujarnya.
Menurut KH Chriswanto Santoso, apa artinya LDII, jika tidak mengolaborasikan seluruh kegiatan pengabdiannya dengan potensi-potensi lainnya di Indonesia. Ia menginginkan, baik itu LDII maupun pihak lain, bisa hidup dengan bersanding bukan bersaing. Harapannya negara Indonesia bisa menjadi negara maju.